Menyatakan
perasaan (nembak cewe) itu susah-susah-gampang. Sebagian cowo merasakan takut
ketika hendak menyatakan perasaan. Layaknya seperti mau bunuh diri. Sebab yang ditakutkan
oleh para cowo adalah resiko dari nembak cewe, yaitu DITOLAK. Apa yang
dibayangin oleh cowo ketika dia merasa ditolak adalah bayang-bayang patah hati
yang begitu pedih, yang bisa saja bikin gak nafsu makan, tidur gak nyenyak,
susah buang air besar, bibir pecah-pecah dan jakun berdenyut-denyut.
Disini saya
mau menjabarkan beberapa masalah yang bikin nembak cewe terasa sulit dari sisi
pandang saya tentunya sebagai cowo. Diantaranya:
1.
Ketidakpercayadirian
Ini
adalah permasalahan utama. Bukan hanya nembak cewe, seperti berbicara di depan
umum atau yang lain, ketidakpercayadirian adalah musuh yang susah untuk
ditaklukan. Jadi wajar saja ketika mau nembak cewe, percaya diri jadi nggak ada
atau hilang karena ini menyangkut nasib. Sebagian cowo lebih memilih memendam andai
jika dia menyatakan perasaannya ke si cewe lalu ditolak, si cowo takut bila
hubungan mereka menjauh.
Terkadang
pas momen-momen memberanikan diri untuk ‘menembak’, lalu tiba-tiba keringat
dingin dan bikin nyali ciut kemudian niat mau nembak malah nggak jadi. Padahal sebelum
itu udah direncanain dan dibayangin gimana nembak cewe, ngumpulin keberanian
dan siap menerima kenyataan apapun. Namun lagi-lagi percaya diri suka hilang
ketika mau eksekusi.
2. Kode
Samar-Samar, Kapten!
Ada hal lain yang bikin cowo enggan
untuk segera nembak cewe adalah kode dari si cewe. Mungkin semasa PDKT, cowo
udah mulai nebar perhatian dan sayang kepada si cewe, namun si cewe kurang nanggepin
atau kode balasannya nggak jelas. Alhasil, si cowo ragu terhadap isi perasaan
si cewe.
Ataupun juga
kode si cewe susah dimengerti. Terkadang nunjukin rasa suka, tiba-tiba berubah
jadi datar. Lalu ada juga ketidakjelasan si cewe yang bisa jadi sedang
dideketin cowo lain sehingga menarik ulur perasaan dari cowo yang ngedektinnya.
Efek dari
kode yang samar-samar adalah si cowo menjadi ragu, atau si cewe ngerasa
digantungin padahal udah nebar kode sana-sini (padahal kode emang sulit
dimengerti). Jadi, hubungan ngambang. Yakin-ragu-yakin-ragu-lalu ditinggal
begitu saja. Pait pait….
3. Berbeda
Kemesraan
Halangan yang sering dipikirkan
adalah kalo pacaran gak bakal sama mesra seperti PDKT. Karena pas PDKT, itu
perhatian dan sayang meluap-luap. Dan yang ditakutkan adalah ketika pacaran
nanti adalah intensitas perhatian bakal kurang, dicuekin lalu hambar.
Dalam PDKT,
wajar saja ketika cowo memberikan perhatian yang berlebih. Sebab itu dalam
rangka meyakinkan kepada si cewe bahwa dia benar-benar suka atau cinta. Ketika
pacaran, intensitas itu berkurang karena si cowo sudah merasa mendapatkan ‘target’-nya.
Sehingga perhatian ketika PDKT tidak sama besar ketika pas pacaran. Apa akibat
kalo merasa perhatian yang diberikan kurang? Si cewe bakal menuntut dan menuduh
si cowo telah berubah. Ini lebih berkaitan pada memberi kepercayaan dan berusaha
mengerti. Ada juga kok, pas pacaran, perhatiannya malah lebih besar. Namun cepat
atau lambat bakal berkurang, karena setiap apapun yang kita kerjakan, bakal
merasa jenuh. Benar nggak? Nah cara mengatasinya adalah bagaimana kita
menyikapinya sebijak mungkin.
Tapi salut
juga buat cowo yang berani nyatain perasaan sekalipun udah tau bakal ditolak. Karena
kalo belum dicoba, kita gak bakal tau hasilnya gimana. Kalaupun ditolak,
berarti gak jodoh. Patah hati jangan dibuat berlarut, soalnya perjalanan hidup
panjang dan akan banyak orang yang akan kita temui. Mungkin salah satunya bakal
jadi jodoh kita. :p
0 comments:
Post a Comment