Monday, January 13, 2014

Cinta Tak Terbalas



Mungkin jalanku mengalami hal ini, merasakan apa yang namanya ‘Cinta Tak Terbalaskan’? Pedih? Tentu saja. Ketika permulaannya hanya bisa diam-diam menyimpan perasaan, memperhatikan dari jauh orang yang disuka, dan berharap suatu waktu bisa bersama berdua. Dan saat ini itu hanyalah semu. Apa yang terjadi, berbeda dari ekspektasi, membuyarkan semua khayalan tentangmu dan mimpi tentang kita.

Cinta tak terbalas dihadap pada sebuah dinding penghalang. Berpikir bagaimana cara melewatinya, bukan cara meruntuhkannya. Dinding itulah bernama “sebatas teman biasa”. Berbeda? Tidak. Namun ada sesuatu yang ditelisik baik-baik, yaitu menyimpan perhatian yang dalam. Adanya kasih sayang yang lebih dari seorang teman, yang tidak ditunjukkan secara nyata.

Tersembunyi. Seperti tidak ada namun ada.

Cinta tak terbalas. Perasaan yang hanya bisa menggapai, tidak bisa menggenggam. Tidak saling memiliki, hanya pada satu hati. Menyampaikan pesan namun tak terkirim. Membawa seikat bunga namun tersembunyi dibelakang punggung. Menyanyikan lagu yang liriknya dari hati, namun hanya bisa didengar sendiri. Tidak  bisa menunjukkan, hanya bisa disimpan. Yang nantinya akan menjadi pengganjal hati, menyadari diri sendiri miris tanpa berani mengungkapkan.

Aku hanya bisa menjadi pendengar. Memberi sedikit hadiah sebagai bukti dari cinta. Berharap agar kamu peka dan mengerti. Namun, apa yang kamu lihat tentangku, tidak begitu istimewa. Sebab aku tidak sama sekali seperti orang yang mempunyai kepastian. Bimbang dengan persoalan hati yang enggan untuk berbagi.

Keraguanlah yang membunuhku. Tidak menyadari bahwa kesempatan itu diciptakan, bukan dinanti sampai ada. Lalu apa? Dia kemudian pergi. Dengan seorang pria yang menjadi kekasih barunya yang berani memberikan janji. Sedangkan aku, masih seperti itu,seorang pengagum diam. Tak ada kata yang diungkapkan, hanya perasaan yang berusaha sendiri menemui jawabannya. 

0 comments:

Post a Comment