Monday, January 13, 2014

Gaya Pacaran

Pacaran itu kayak nasi baru dimasak. Awalnya aja yang hanget, lama kelamaan dingin lalu basi. Banyak yang masih PDKT merasa bahagia dan pas pacaran bahagianya pengen berlanjut seterusnya. Justru jika bahagia terus, malah bikin jenuh dan gak menantang. Pasti. Terkadang dalam suatu hubungan butuh yang namanya cemburu dan sedikit ‘kelahi’-nya. Karena dengan konflik (dalam batas yang sewajarnya), membuat suatu hubungan semakin kuat. Beda dengan kalo pacaran isinya berantem terus, itu bukan pertanda sayang lagi, tapi sudah bosan namun belum berani mengungkapkan. Jadinya, ya dilampiaskan rasa kesal, dan ada saja hal kecil yang bakal diributkan lalu pada waktu yang tepat, hubungan diakhiri atau putus~

Pacaran itu bikin yang jatuh cinta jadi sealay-alaynya ada juga yang cuek-cuek dingin es batu. Kalo yang alay, ya salah satu panggilan sayangnya yang bikin diare 7 hari 7 malam, misalnya Ayah-Ibu, Habibie-Ainun, atau Madu-Srikaya. Ada juga pacaran yang cuek, antara pacaran sama enggak. Kalo ngasih perhatian cuma simple.

“Kamu udah makan?” | “Udah.” | “Sip.” | “Y.”

“Kamu udah makan.” | “Gak selera.” | “Makan lah nanti sakit. Askeskin kamu udah habis masa berlakunya.” | “Njing.”

“Kehadiranmu itu seperti matahari, menerangi hidupku.” | “Apasih garing.” | “Siapa yang ngegombalin sama elu. Hellooooowwww, gue lagi ngomong sama tapak sepatu.” |” ……………..”

Nah disini saya mau berbagi tentang gaya pacaran yang ada disekitar kita atau yang kita dengar dari orang lagi kasamaran atau pacaran.



Pacaran Sehat

Ini paling sering kita denger dari teman-teman. Biasanya tiap ditanya ‘bagaimana gaya pacaran’, ‘lancar grepe-grepenya sob?’, dan ‘dapat bibirnya bro?’, yang ditanya sering beralibi pacarannya pacaran sehat kok. Pacaran sehat itu emang gimana, apakah tiap pagi minum susu kedelai dan malamnya minum multivitamin. Enggak-enggak. Inti dari pacaran sehat itu adalah tidak saling ‘menodai’. Gak ada ciuman, gak pegangan tangan, palingan cuma colek ubun-ubun.



Pacaran Serius

Ini biasanya tergolong jenis pacaran yang alay. Bahkan pacaran serius itu terjadi pada anak remaja misalnya anak SMA. Bukannya meragukan hubungan bakal langgeng dari SMA sampe nikah. Tapi ya coba pikir, diumur belasan tahun udah berkomitmen untuk serius. Perjalanan hidup panjang, dan akan banyak rintangan yang menghadang apalagi pada suatu hubungan. Kita bakal menjumpai banyak orang, dan bisa saja dari sebagian banyak orang yang kita temui, bakal menjadi ‘pengganggu’ hubungan yang udah lama dijalani.
Bahkan itu jadi bahan ketawa orang lain dan bikin jijik ngeliatnya ketika udah bilang,

 “Aku bakal mencintaimu seumur hidupku.”

“Aku ingin bersamamu sampai kakek-nenek dan biarlah ajal memisahkan kita.”

Niatnya yang pengen romantis tapi malah keliatan terlalu berlebihan dan bullshit. Lebih baik menjalani hubungan yang biasa-biasa saja namun ada saatnya untuk romantis, dan itu bakal lebih terasa, diingat dan kental dalam kenangan nantinya.



Pacaran yang Nyari Asiknya Aja

Ini gaya pacaran yang santai dan nggak mau serius. Biasanya gaya pacaran ini, hari-harinya diisi sama kesenangan masing-masing yang dilalui bersama. Pacaran yang pengen asik-asik terus tanpa masalah, asik kencan (nonton, karaokean, pergi makan), asik nemenin hobi pacar, asik hantam kuduk masing-masing. Biasanya gaya pacaran ini gak mau ada konflik. Kalo ada masalah, biasanya diselesaikan secara instan. Kalo gak suka, yaudah pisah. Kalo gak mau nerima, berrarti gak jodoh. Gaya pacaran ini rentan putus atau berakhir dengan cepat karena keseriusan dalam berhubungan kurang. Ya mereka yang terlibat berpikir, hidup gak usah dibikin ribet. Masih banyak diluar sana yang lebih baik kok.


Terserah bagaimana gaya pacaran kalian, karena itu disesuaikan dengan kepribadian kalian. Menjaga hubungan itu perlu, dan butuh sedikitnya keseriusan. Jika pacaran aja udah putus seenaknya, bagaimana menjalani biduk rumah tangga. Jangan berharap suatu hubungan ingin bahagia selamanya. Berharaplah tangisan dan kesedihan, adalah bahan bakar untuk kebahagian agar bertahan lama. Karena ‘permasalahan kecil’, ‘cemburu’, ‘diem-dieman’, dan ‘merajuk-membujuk’ akan bikin kita senyum-senyum sendiri ketika dikenang kembali entah itu tak bersama lagi atau sudah tua nanti. 

0 comments:

Post a Comment