Thursday, January 2, 2014

Hujan Reda

Pernahkah kau menepi, berlindung dari rintik hujan? Ataukah kau terus berjalan hingga kebasahan? Ketika itu aku menepi. Untuk sementara waktu, menengadah kepala keatas melihat rintik hujan yang jatuh. Diantara sela-sela air itu aku melihatmu. Mencoba sedikit kembali mengingat masa lalu, dimana kita (pernah) duduk ditemani secangkir kopi hangat di sebuah café. Melihat ke jendela, mengikuti suasana dan menikmati sejuknya aroma hujan, kau mulai berbagi cerita. Telapak tanganmu menopang dagu, matamu menuju langit-langit café tersebut, berusah menguak kembali kisah-kisah yang pernah dilalui, entah itu pahit atau manis.

Dan aku mendengarkannya. Melihat matamu, melihat gerak-gerik mulutmu. Kemudian aku meraih tanganmu, menggenggam, semoga engkau tahu, kenyamanan itu adalah saling berbagi kehangatan. Teruslah bercerita. Biarkan aku tenggelam dalam kisahmu. Mungkin saja kita punya cerita sama, ataupun berbeda. Ya, berbagi dan saling mengisi.

Lihatlah kaca jendela itu, mulai berembun. Aku ingin tunjukkan sesuatu, telunjuk ini akan menulis nama kita berdua. Ketika hujan reda, yang nantinya cahaya akan menguapkannya. Lalu jendela menyimpannya dalam memori, saat waktu tiba ia akan menjadi saksi bahwa kita pernah disini, duduk berdua berbagi cerita hingga rintik hujan reda walaupun kita tak lagi bersama.

0 comments:

Post a Comment