Telah lama
saling kenal. Tak ada hubungan khusus, hanya sebatas teman. Ya itu kita. Kau dan
aku. Saling mengetahui dan memahami, karena banyak cerita yang kita ungkapkan. Banyak
curhatanmu yang aku dengar, banyak tangisanmu yang aku perhatikan. Dan sekali
lagi, kita hanya sebatas teman. Hanya cerita yang bisa diungkapan, tidak dengan
perasaan.
Aku suka denganmu,
bisa saja ini cinta. Tetapi belum tentu denganmu. Ketika aku menatap matamu
dikala perbincangan hangat antara kita berdua, melihat matamu, membaca arti
pandanganmu, sedikit banyak aku tahu jika aku hanya seorang teman. Teman yang
mampu mengerti akan keluh kesahmu. Dan mencoba berada di sampingmu ketika
membutuhkanku. Itu semua aku lakukan karena aku sayang dan cinta, mungkin. Dan aku
mencoba dalam batasnya hanya sebagai seorang teman.
Pertanyaan
tentang keberadaanku untukmu, yang aku sendiripun tak tahu jawabannya. Apakah
itu kau menganggapku hanya salah satu teman dari yang kau punya, atau mungkin
kita mempunyai perasaan yang sama, hanya saja masih tersimpan dan enggan untuk
mengutarakan. Masih tertinggal di benakku, jauh sebelum kedekatan kita saat
ini, awal dari perkenalan kita tanpa ada rasa apapun, berkenalan, hanya ingin tahu
wujud dan nama.
Dan benar,
cinta itu tak langsung ada. Tumbuh secara perlahan, tanpa diduga. Kemudian
semesta yang menentukan dan memegang kehendak untuk mendekatkan kita. Waktu
yang berjalan, tanpa sadar, aku telah
jauh menggunakan perasaan di dalamnya, di dalam kedekatan ini. Aku tahu ini
percuma. Akan ada perasaan yang tak terbalaskan. Walaupun aku belum tahu apa
pikirmu terhadap isi hati, semoga ini tetap menjadi teman.
Mungkin
belum saatnya kita lebih dari saat ini. Mungkin juga belum saatnya kita ditakdirkan
untuk, saling cinta. Tetapi kita masih bersama, dalam sebuah pertemanan yang
berbeda.
0 comments:
Post a Comment