Monday, July 29, 2013

Kita Pernah Bercerita

1 comments
Kita pernah bercerita. Menatap mata, melampiaskan rindu setelah sekian lama dipendam. Kita dijauhkan oleh jarak, walau itu sementara. Keteguhan kita pada komitmen yang telah diucap, yang membuat kita tegar menjalani semua. Kita membahas suka dan duka, dan inilah yang mendekatkan kita. Membuat kita saling mengerti dan menghargai.

Kita punya kehidupan yang bisa dikatakan berbeda. Dengan karena itulah, terpaksa, kita berpisah pada rentang waktu yang ada. Aku melihat cermin, membayangkan kita berdua melihat senja. Tersadar, bayangan itu aku sendiri, dan aku berkhayal aku tak sabar untuk bertemu kamu lagi. Dan aku harap pada jauhku, kau jauh disana memiliki perasaan apa yang aku rasa. Yaitu merindukanku juga.

Yang kita tunggu itu sama. di sebuah kafe, ditemani secangkir kopi hangat, bola mata kita bertemu. Dan yang aku ingin lihat, senyum indah yang tersungging di wajahmu. Menggenggam erat tanganmu dan mengatakan “Aku tak pernah lupa pada janji. Dan aku disini, hanya untukmu.”  melepas beban rindu yang ada dengan membelai rambutmu, dengan itu semua penatku lenyap dan memberi kenyamanan yang hangat padamu.

Dan pada kepergian yang selanjutnya, kamu senantiasa menungguku, menanti kehadiranku. Begitu juga dengan aku.

Kita pernah bercerita. Dan akan terus bercerita.

Lanjut baca? Mari~ »

Sunday, July 28, 2013

Jenis-Jenis Anak

0 comments
Kata orang tua dulu, banyak anak banyak rezeki. Makanya kadang-kadang tetangga kita ada yang punya 9 anak bahkan ada sampe belasan gitu. Ini anak apa paduan suara. Alasannya ya gitu, kalo nanti anaknya udah gede dan udah kerja, orang tua bakalan seneng ngebayangin anak pertama kerja di Singapore, anak kedua kerja di Malaysia, anak ketiga kerja di Indramayu, ada yang kerja di Gorontalo, di Libanon atau di Suriah dagang petasan. 

Kasih sayang orang tua kepadanya sepanjang hidup. Tapi kasih sayang anak kepada orang tuanya sepanjang jalan. Ya banyak anak yang bandel dan gak mau nurutin kata orang tua. Padahal mereka muncrat dari rahim emaknya nangis “Oeeeek oeeeek” udah sombong bicara kasar sama orang tua. Terkecuali ada anak lahir bukannya nangis tapi nyanyi lagu Impossible nya Shontelle “ Impossible~ Impossible~” atau versi bahasa Indonesia “ Enggak Mungkiiin~ Enggak mungkiiiiin~”. Ya kalo ada bayi kayak gitu, lah pasti orang tuanya heran, “ANAK IBLIS MACAM APA INI..”

Ini jenis-jenis anak yang ada di sekitar kita.


1. Anak Setan

Ini anak yang paling mudah kita temuin. Bukan, bukan, ini bukan anak-anak yang ada cuman pas maghrib doang. Gue paling ingat waktu SD, maghrib-maghrib dilarang keluar rumah, katanya nanti terpijak anak setan. Lah kalo terpijak, ya gue tending lah. Salah doi sendiri ngapain keluar maghrib-maghrib gitu. Dikatanya yang punya jalan nenek moyang setannya apah. HELLLOOOOOWWW??!!

Anak setan disini adalah anak yang dimarahin ibu-ibunya karena beli topeng mainan gambarnya Vidi Aldiano. Lalu emaknya marah karena uang jajan yang dikasih dibeliin topeng bukan makanan.

“FRANKY!!”

“Iya mak?”

“Barusan uang jajan dibeliin buat apa?”

“Topeng Vidi Aldiano, mak. L

“UANG YANG DIKASIH MALAH DIJAJANIN YANG ENGGAK NGENYANGIN PERUT. BUKANNYA BELI BAKWAN, MALAH BELI TOPENG MAINAN. ANAK SETAN!!”

“Berarti emak orang tua nya setan dong?”

“Gak. Emak waktu muda mirip Marshanda. Wek!”

“………….”


2. Anak Durhaka

Ini tipikal anak yang suka ngeluh. Apa emaknya bilang, gak pernah didengerin. Disuruh cebok pake tangan kiri, eh malah cebok pake tangan orang. Tangan bapaknya pula.

Contoh-contoh anak durhaka, kalo disuruh sekolah, dia nya malas-malasan pergi sekolah. Alasan yang sakit perutlah, diabetes lah, ada juga yang alasannya “Udah lah sekolahnya tu mak. Lihat Obama, sekolah cuma 4 tahun di Indonesia, bisa jadi Presiden di Amerika. Lah aku udah sekolah 12 tahun, jadi Kepala Dinas Peternakan aja enggak”. Anak-anak yang kayak gini, mulutnya perlu ditabrak sama bemper bajaj.


3. Anak haram

Ini jenis anak yang gak patut disalahkan. Udah ah, gak tega ngomongin anak haram :’(











4. Anak Alay

Anak-anak kecil sekarang udah terjangkit penyakit H5N1 (Hati Hati Hada Hanak Halay Noh), gue lihat anak-anak kecil itu pake baju yang di dadanya ada tulisan gitu. Contoh tulisan “Kata Papa, aku imut kayak mama.” Ada juga “Kata Mama, aku lebih ganteng dari Papa.” Ini anaknya pede banget, gue dulu waktu kecil, gak mau dimirip-miripin sama bokap gue. Idih, gue kan maunya dimirip-miripin sama Jonathan Fritzy.

Anak-anak yang punya baju kayak gitu jenis anak alay yang tidak punya hati. Gak mikirin nasib anak lainnya, bayangin coba ada anak haram punya baju kayak gitu, gimana tulisan di bajunya, mungkin tulisannya “Kata Mama, papa aku banyak gak jelas siapa. Jadi aku ganteng apa adanya.”


Yap. Itulah analisa gue dalam menjabarkan jenis anak-anak. Lo masuk anak nomor ke berapa? :D


Lanjut baca? Mari~ »

Inilah Aku, Pengagummu.

0 comments


Tak ada yang salah ketika aku mengatakan “ aku mengagumimu”. Itu hanya permulaan dari percikan-percikan perasaan yang mulai tumbuh. Kau sudah cukup sempurna, ketika aku melihatmu, yang aku rasa ada dua: adem di mata dan nyaman di hati. Berterimakasihlah engkau kepada Tuhan. Karena Dia telah menyihir mataku untuk melihat dan mengagumi sebagian kecil ciptaan-Nya yang ia hadapkan padaku saat ini.

Dan aku bukanlah seorang peramal, terlalu jauh membayangkan apakah kita pasangan yang ditakdirkan. Terlalu cepat mengandai seperti itu. Terlebih penting dari itu, bagaimana aku bisa menjadi bagian penting dari hidupmu. Ah hanya kebiasaanku, yang terlalu menuntut dan banyak harap, padahal belum tentu hati ini terbalaskan juga.

Rentang waktu tertentu adalah masa saat kau mulai membiasakan kehadiranku. Disana juga keberadaanku akan seperti penting olehmu atau hanya penganggu saja. Sebuah perawalan akan buruk jika terlalu berekspektasi tinggi. Demikianpun kata hati, yang belum bisa ditebak walau beberapa kali kita mencoba untuk mengerti.

Karena pada nantinya, akan ada waktu untuk menyatakan perasaan. Setelah sekian panjang, aku menunjukkan dan berkorban, mempersembahkan hadirku yang akan berarti di setiap penggal harimu, dan seraya berkata,

“Hai wanita, biarkan aku singgah dan menetap sementara di hatimu. Dan tugasmu menilai aku, apakah aku bisa menjadi pendampingmu kelaknya.”

Yang aku bayangkan adalah ketika kau menjawabnya, penuh malu dengan muka memerah, serta senyum tipis yang teruntai di bibir tipismu.

“Sekian waktu kau menunjukkan aku dengan kepedulianmu. Sekarang waktuku memperdulikan ungkapan perasaanmu. Aku tak mudah untuk mempercayai. Dari sekian janji, maukah kau memberikan bukti, bahwa aku adalah wanita yang kau cari?”

aku bisa menjawabnya,

“Demi kau, bahwa apa yang aku lakukan itu tulus dari hati. Sadar akan batasan diriku, aku tak pernah mengharapkan lebih dari ini. Sekedar mengungkapkan perasaan, dan itu adalah kosakata yang aku tuangkan dari sekian banyak rasa sayang aku tunjukkan. Dan kenapa aku tidak terus mengatakan janji padamu, sedangkan dalam hatiku sendiri aku bisa menjagamu dan memberimu bukti? Karena apa yang terlihat dan apa yang tidak terlihat, yang bisa menilainya adalah Tuhan.”

Dengan gelitik tawanya seraya berkata,

“Aku melihatmu berbeda. Menunjukkan keseriusan tanpa ada hal yang memaksa. Keikhlasanmu adalah kerelaanmu ketika apa yang kau bayangkan tak seusai jalan pikiran yang aku putuskan. Menerima segala kemungkinan yang terjadi. Terlebih kemungkinan itu adalah aku tak mempunyai rasa padamu. Tapi yakinlah, dari sekian waktu, kita bersama, dan kau tanpa angkuh mencoba mengambil hati ini. Ya itu yang aku suka, kau punya cara tersendiri untuk membuat wanitamu bahagia. Tolong jaga aku, pegang erat awal pertemuan kita dahulu, karena kita tak akan tahu, kapan perpisahan itu datang atau kita akan tetap bersama seterusnya.”

Aku tertegun, aku tak punya banyak kata untuk diungkapkan lagi.

“Baiklah, biar aku pegang janji ini. Dan silahkan kau melihat bagaimana perasaanku bagaimana bisa membuatmu kagum dan tak mau kehilangan.”

“Boleh. Aku menunggu.” Tantangnya dengan senyuman hangat padaku.

Inilah khayalku. Cuplikan perjalanan yang kedepannya aku alami. Dan aku tak akan mudah surut semangat dan mencoba sebisa. Karena aku adalah pengagummu, berhasrat kita berdua akan menjadi “saling menyayangi”.
Lanjut baca? Mari~ »

Puisi : Terpendam

0 comments


Terpendam

Aku pernah ingat masa itu, masa kita bersama
Tak bosan bermimpi dan menggapainya
Bersama pula

Kita telah lama berpisah namun tersisip kenangan
Jejakmu masih membekas
Dan Aku pernah peduli
Aku pernah menangis untukmu

Aku mendoakanmu senantiasa waktu
Berbisik kepada awan, menyampaikan padamu
Menyertai langkahmu, membentuk bahagiamu

Kepada angin, hembuskan harapku
Mimpiku mengarungi samudra
Meninggalkan asa yang telah aku rajut bersamanya
Kini waktu belum menjawab
Serta bintang tak jua menunjuk arahnya

Rasa sayang ini besar
Menghilangkannya suatu kesusahan
Perlahan mencoba sebisa mungkin
Jauh didalamnya, akan terus terpendam


Lanjut baca? Mari~ »

Wednesday, July 24, 2013

Ngabuburit Sesat on Twitter: Ada blablabla. Ada.

0 comments


Sebenernya sih awalnya main ngabuburit sesat di twitter itu tanpa direncanakan. Dan mulanya dari ngabuburit sesat on twitter adaah ketika saya dan salah satu comic @StandUpIndoPKU yaitu @faqihomaulana ngetweet "Ada blablabla. Ada." Kejadiannya pada tanggal 18 Juli. Ya sebenernya ini sih asik-asikan aja daripada gak tau mau ngapain nungguin adzan maghrib.

Ini saya @enggri ngetweet "Ada blablabla. Ada."




















Dan ini @faqihomaulana tweet "Ada blablabla. Ada." -nya bikin kesel.




















Emang sih main tweetnya gak banyakan. Cuma beberapa. Namanya juga puasa, sore-sore, mikir aja susah. Yang kebayang rendang, bakwan dan es kelapa. Main ini sih gak tiap hari juga. Kapan lagi ada waktu dan ide, mencoba menghibur dengan twit hestek atau twit gila lainnya. Di blog ini saya akan memosting beberapa permainan hestek dari comic-comic @StandUpIndoPKU.Thanks yang udah nyempetin berkunjung ke blog saya. Semoga amal ibadahnya di bulan puasa diterima oleh Allah SWT. Bye!
Lanjut baca? Mari~ »

Ngabuburit Sesat on Twitter: #hwanjeng!

0 comments

Kali ini saya mau bikin postingan tentang ngabuburit sesat di twitter. Lumayan ngabisin waktu nunggu buka puasa. Kemaren saya main hestek #hwanjeng bareng temen komunitas @StandUpIndoPKU yaitu @KUBILSTIAWAN . Emang sih hesteknya nyeleh abis, bikin puasa sumbing. Hahaha!Tapi niatnya bukan ngomong kotor. Hanya sekedar bercanda untuk melupakan lapar dan haus. Cuma menghibur. Kalo lucu, ya saya dipacarin. Kalo gak lucu, ya saya pasrah untuk dinikahin. Saya mah gitu, orangnya pasrahan. Diapa-apain ayuk-ayuk aja.

Dimulai dari tweet @KUBILSTIAWAN main hestek #hwanjeng!



Dan ini tweet saya @enggri main hestek #hwanjeng!






Ini nih dua akun bangsat main hestek #hwanjeng! puasa puasa tetap kampret. Nih rencananya sih sambil nunggu buka puasa, saya akan main hestek. Hesteknya akan berbeda tiap hari. Segini dulu postingan saya tentang Ngabuburit Sesat on twitter. Selamat menjalankan ibadah puasa. Jaga nama baik keluarga ya! Bye!



Lanjut baca? Mari~ »

Tuesday, July 23, 2013

Bisikan Yang Mengingatkan

0 comments



Ia dan sendirinya adalah bagian yang tak terpisahkan, ketika kau tanpa kejelasan meninggalkan ia mengantung harapan. Perpisahan itu membunuh. Dulu kalian saling mencinta dan merajut asa bersama, sekarang memiliki dunia yang dijalani dengan sendiri. Ia belum bisa mengikhlaskan, dia masih menggantung pada harap. Sulitnya memutar waktu yang ia rasakan ketika menghapus kenangan. Jejak-jejak kecil kehadiranmu masih menggema dalam pikirnya. Namamu terus menggaung, kelopak matanya tak sanggup membendung air mata.

Dia terlalu ringkih dalam bermimpi. Berpikirlah ia sebelum mengikhlaskan kepergianmu. Apakah dengan ini menjadi sebagian cerita dalam hidupnya yang sulit untuk dilupakan. Ia yang pernah denganmu merajut asa, dalam rentang waktu merelakan, ia akan terus menyebut namamu dalam rangkai doanya agar kau mendapat bahagia yang kau inginkan, bukan bersamanya.

Ia bukan wanita tegar, dalam tegaknya, ia mati. Yang dipikiran ia hanya potongan kecil kenangan bersamamu. Ia ingin sekali bertanya, apakah disetiap penggal harimu ada ia yang kau rindu?

Jika bahagiamu didapat tanpa adanya ia, jangan pernah merugi ketika kau jenuh pada hidupmu, mendapati ia yang bahagia dalam sendirinya. Sendirinya yang kosong, disanalah mimpinya bersegmentasi. Hampanya dalam kosong yang menghangatkan kulitnya. Dia yang menangis, dia yang tertawa hanya terbiasa dalam kaca di ruang kosongnya. Bersyukurlah kamu pernah memilikinya. Yang pernah ia rela mengorbankan diri, membantai waktu dalam kesedihan dan terus menyanjung namamu dierat tangan dan di hamparan pipi yang basah karena terus merindu.

Ia belum memilih jalannya. Ia terlalu kikuk menilai dalam setiap kemungkinan. Karena ia hanya tak mau kecewa dan mati dalam harapan. Bahkan ia tak bisa apa-apa. Sejenak ingin terlelap dari riuh penantian. Pasrahnya, ia selalu terjaga ketika rindu menghampiri. Hadirmu yang ia tunggu. Ia masih mengingat janjimu. Yang dulu kau katakan ketika ia penuh harap, bahwa jika kebahagianmu adalah secarik kertas. Maka ada namanya yang tertulis di atasnya.

Ia hanya membingkai diri. Hidupnya masih panjang. Garis lurus mengusut. Sesaat ia tiba di persimpangan, disanalah ia tahu bahwa hidup penuh pilihan. Dalam haru, terkahir katanya adalah “Lengkapilah hidupmu dengan apa-siapa yang bagimu sempurna, dalam kurangku memenuhi, kepadamu hanya doaku yang menyertai.”

Kepada angin, bisikan ini mengingatkanku kembali.
Lanjut baca? Mari~ »