Wednesday, July 24, 2013

Ngabuburit Sesat on Twitter: Ada blablabla. Ada.

0 comments


Sebenernya sih awalnya main ngabuburit sesat di twitter itu tanpa direncanakan. Dan mulanya dari ngabuburit sesat on twitter adaah ketika saya dan salah satu comic @StandUpIndoPKU yaitu @faqihomaulana ngetweet "Ada blablabla. Ada." Kejadiannya pada tanggal 18 Juli. Ya sebenernya ini sih asik-asikan aja daripada gak tau mau ngapain nungguin adzan maghrib.

Ini saya @enggri ngetweet "Ada blablabla. Ada."




















Dan ini @faqihomaulana tweet "Ada blablabla. Ada." -nya bikin kesel.




















Emang sih main tweetnya gak banyakan. Cuma beberapa. Namanya juga puasa, sore-sore, mikir aja susah. Yang kebayang rendang, bakwan dan es kelapa. Main ini sih gak tiap hari juga. Kapan lagi ada waktu dan ide, mencoba menghibur dengan twit hestek atau twit gila lainnya. Di blog ini saya akan memosting beberapa permainan hestek dari comic-comic @StandUpIndoPKU.Thanks yang udah nyempetin berkunjung ke blog saya. Semoga amal ibadahnya di bulan puasa diterima oleh Allah SWT. Bye!
Lanjut baca? Mari~ »

Ngabuburit Sesat on Twitter: #hwanjeng!

0 comments

Kali ini saya mau bikin postingan tentang ngabuburit sesat di twitter. Lumayan ngabisin waktu nunggu buka puasa. Kemaren saya main hestek #hwanjeng bareng temen komunitas @StandUpIndoPKU yaitu @KUBILSTIAWAN . Emang sih hesteknya nyeleh abis, bikin puasa sumbing. Hahaha!Tapi niatnya bukan ngomong kotor. Hanya sekedar bercanda untuk melupakan lapar dan haus. Cuma menghibur. Kalo lucu, ya saya dipacarin. Kalo gak lucu, ya saya pasrah untuk dinikahin. Saya mah gitu, orangnya pasrahan. Diapa-apain ayuk-ayuk aja.

Dimulai dari tweet @KUBILSTIAWAN main hestek #hwanjeng!



Dan ini tweet saya @enggri main hestek #hwanjeng!






Ini nih dua akun bangsat main hestek #hwanjeng! puasa puasa tetap kampret. Nih rencananya sih sambil nunggu buka puasa, saya akan main hestek. Hesteknya akan berbeda tiap hari. Segini dulu postingan saya tentang Ngabuburit Sesat on twitter. Selamat menjalankan ibadah puasa. Jaga nama baik keluarga ya! Bye!



Lanjut baca? Mari~ »

Tuesday, July 23, 2013

Bisikan Yang Mengingatkan

0 comments



Ia dan sendirinya adalah bagian yang tak terpisahkan, ketika kau tanpa kejelasan meninggalkan ia mengantung harapan. Perpisahan itu membunuh. Dulu kalian saling mencinta dan merajut asa bersama, sekarang memiliki dunia yang dijalani dengan sendiri. Ia belum bisa mengikhlaskan, dia masih menggantung pada harap. Sulitnya memutar waktu yang ia rasakan ketika menghapus kenangan. Jejak-jejak kecil kehadiranmu masih menggema dalam pikirnya. Namamu terus menggaung, kelopak matanya tak sanggup membendung air mata.

Dia terlalu ringkih dalam bermimpi. Berpikirlah ia sebelum mengikhlaskan kepergianmu. Apakah dengan ini menjadi sebagian cerita dalam hidupnya yang sulit untuk dilupakan. Ia yang pernah denganmu merajut asa, dalam rentang waktu merelakan, ia akan terus menyebut namamu dalam rangkai doanya agar kau mendapat bahagia yang kau inginkan, bukan bersamanya.

Ia bukan wanita tegar, dalam tegaknya, ia mati. Yang dipikiran ia hanya potongan kecil kenangan bersamamu. Ia ingin sekali bertanya, apakah disetiap penggal harimu ada ia yang kau rindu?

Jika bahagiamu didapat tanpa adanya ia, jangan pernah merugi ketika kau jenuh pada hidupmu, mendapati ia yang bahagia dalam sendirinya. Sendirinya yang kosong, disanalah mimpinya bersegmentasi. Hampanya dalam kosong yang menghangatkan kulitnya. Dia yang menangis, dia yang tertawa hanya terbiasa dalam kaca di ruang kosongnya. Bersyukurlah kamu pernah memilikinya. Yang pernah ia rela mengorbankan diri, membantai waktu dalam kesedihan dan terus menyanjung namamu dierat tangan dan di hamparan pipi yang basah karena terus merindu.

Ia belum memilih jalannya. Ia terlalu kikuk menilai dalam setiap kemungkinan. Karena ia hanya tak mau kecewa dan mati dalam harapan. Bahkan ia tak bisa apa-apa. Sejenak ingin terlelap dari riuh penantian. Pasrahnya, ia selalu terjaga ketika rindu menghampiri. Hadirmu yang ia tunggu. Ia masih mengingat janjimu. Yang dulu kau katakan ketika ia penuh harap, bahwa jika kebahagianmu adalah secarik kertas. Maka ada namanya yang tertulis di atasnya.

Ia hanya membingkai diri. Hidupnya masih panjang. Garis lurus mengusut. Sesaat ia tiba di persimpangan, disanalah ia tahu bahwa hidup penuh pilihan. Dalam haru, terkahir katanya adalah “Lengkapilah hidupmu dengan apa-siapa yang bagimu sempurna, dalam kurangku memenuhi, kepadamu hanya doaku yang menyertai.”

Kepada angin, bisikan ini mengingatkanku kembali.
Lanjut baca? Mari~ »

Saturday, June 8, 2013

Seperti Kisah Kemarin

0 comments



Ketika kita terlelap dalam buaian asmara cinta, masih ada yang mengganjal hati apakah kita akan tetap seperti ini pada biasanya. Bukannya saling menjaga, tapi perlahan kau mulai menumbuhkan jenuh, menyangkutkan pada ranting pikiran. Bercabang banyak dan patah. Lalu kau tegak diam tak bersuara. Ada yang lebih penting dari sekedar mencari bahagia, yaitu mencari makna dalam kesedihan. Ada hal yang lebih penting dari sekedar kebersamaan, yaitu rasa yang dimiliki masing-masing yang takut akan kehilangan.  Kebersamaan tak melulu tentang berdua dan bercumbu mesra. Ada saatnya kebersamaan diuji ketika kita terpisah oleh beribu mil jaraknya.   

Dulu kita saling berbagi cerita. Kita saling menguatkan perasaan, mendekat diri pada keberadaan. Tiada yang mungkin hadir tanpa kesetian, tiada yang berjalan melangsungkan hubungan tanpa ada genggaman. Tapi satu, aku tak terlalu suka mengurung perasaan dengan janji bahkan membuai kata dalam ungkapan bibir. Karena bagiku, memaksa berjanji karena takut kehilangan itu tak ada gunanya. Padahal banyak diluar sana tetap setia dalam penantian sekalipun ia telah lama ditinggalkan. Meski kita saling mempunyai mimpi bahagia bersama, berdua, itu sebuah fatamorga yang akan menyakitkan kita ketika kita tak lagi bersama, berdua. 

Kabut. Kau menyamarkan bayangan kepergian. Melenyapkan semua asa yang telah dikonstruksi pikiran. Hati yang teguh perlahan mulai meluluh. Tak satupun jejak yang kau sisipkan disetiap langkah perpisahan. Tak tertanam sedikitpun akan rasa kebencian di pikiranku, bagaimanapun juga kau dulu pernah mengisi hari-hariku. Ya seperti kataku, aku tak mau terlalu berjanji, bukannya aku tak percaya pada perasaan, seperti inilah terjadi, banyak yang menjalar menundukkan kuasa kita dalam mempertahankan hubungan. Setidaknya kepergianmu menjadi bukti, bahwa di setiap janji, ada beban tanggung jawab yang tersisipi. Aku mulai mengerti, menjalani hari kedepanku tanpa ragu. Menyongsong fajar yang menghangatkan tubuh, menyaksikan petang yang mulai meredup. senja yang tenggelam hanya secuil gambaran yang belum bisa mempresentasikan tentang hari esok. Sedikit kuasaku menaruh harapan diujungnya.

Jadilah diri sendiri, karena dalam setiap pengertian dan pengorbanan, perlu mengetahui seluk beluk kepribadian. Tak hanya perasaan, terkadang kecamuk pikiran yang menghambat ide, tak memandang situasi dalam mebolak-balikkan memori. Tak pelak kenangan tanpa mengingat waktu dalam kedatangannya. Keberadaan yang di dalam diri menguasai, akan sia sia dan hanya berujung pada kesepian. Dimana dulu kita pernah bersama, seperti kisah kemarin.
Lanjut baca? Mari~ »

Tuesday, May 28, 2013

Wanita-ku

0 comments

Kau berbeda dari wanita lain. Ada hal yang tersembunyi yang mampu aku lihat dalam dirimu. Sebuah keasyikan bercengkrama tanpa habisnya. Banyak cerita yang kita buat, banyak canda tawa yang kita ujar, dan banyak ungkapan perasaan yang tersisip dalam percakapan. Tapi wanita itu semu bagiku. Mungkin sekarang ini kau ada untukku, besok mungkin saja tidak. Wanita itu bagai belut, meski telah kau kenali segala lekuk liku tubuhnya, sukmanya selalu luput dari genggaman.

Dulu kau ada. Kau selalu menanyakan waktu, membicarakan kemungkinan bertemu. Setidaknya ada yang kita semai setelah melepas rindu dalam aktivitas penuh se. Kau mempertanyakan hari pada cermin, kenapa ada penggantian siang malam tanpa aku dengan kebersamaan. Kenapa ada selasa kalau esok akan datang rabu. Kenapa kau merasa jauh pada jarak yang disana, kalau ada yang mendekatkan diri yaitu rindu. Kau gambaran wanita diatas lembaran sketsaku. Menjadikan aku pelukis yang hanya bermodalkan perasaan. Aku hanya sebuah gelas kosong dengan kau sebagi air penyejuk datang mengisi kekosongan itu. Aku ingin menjadi pena. Membuat tulisan di setiap lembarnya. Tak peduli apa yang salah dalam setiap kata-kata yang menyusunnya.

Kau terlalu menggelora saat kita bersama. Terlalu banyak yang diucapkan dan terlalu banyak yang dirasa. Kau tak kuat hanya sekedar meraba dan menghayalkan, kau ingin bertemu, kau ingin berdua, dan kau ingin tetap bersama. Aku sebuah pelangi, berwarna setelah kau hujani dengan cinta. Tapi rindu terlalu besar diantara kita. Selalu menanyakan aku pada setiap kesempatannya. Kenapa menunggu petang yang akan berganti malam. Sabar menanti dan tak harus bersedih, karena esok akan kembali.

Waktu terus berjalan dan menjadikanmu diri yang dingin. Tak sehangat dulu, saat kita berapi-api dan menghamburkan gelombang aura merah ceria. Kau sekarang abu-abu. Dulu aku ingat ketika kamu sedang tidak percaya, menanyakan apakah kita akan tetap bersama. Aku berjanji. Aku denganmu, bibir ini jujur dalam berkata cinta dan mengutarakan rasa. Tapi apa, kau perlahan melepas genggaman. Kau berjalan dengan sepatu putih ke sebuah titik hitam yang entah berapa jauh jaraknya. Kau memberikan kelam saat meninggalkan. Kau membiarkan air mata ini berlinang dan mengering disudut mata. Kau tak membolehkan aku menangis karena kelingking kita masih bertatut erat. Kau hanya berbisik, “biarkan aku bebas. Aku hanya ingin bernostalgia pada saat aku sendiri. Dulu. Saat aku belum mengenalmu. Aku hanya ingin tahu batas jenuhku, saat itulah aku mengerti kau adalah yang aku cari untuk penghanyut bosanku dan penjaga dalam kantukku”. Kemudian kau pergi.

Wanita, kau telah jauh meninggalkan. Hawa keberadaan hilang kelam dalam bayang-bayang penantian. Aku hanya sendiri, dihembus angin dan hanyut dalam aliran sehingga aku tenggelam dalam memikirkan sosokmu di ruang kosong yang kusebut kenangan. 
Lanjut baca? Mari~ »

Wednesday, May 22, 2013

4-2-4-2-1 : AKu Sayang Kamu

0 comments


Ketika waktu mempertemukan. Ketika perjumpaan berlanjut ke hal yang tak direncanakan. Bahkan berpikir sesuatu yang kecilpun belum ada sebelumnya. Hanya sebatas bertemu, kenalan dan berteman. Di cafĂ© itu adalah tempat yang menjadi cerita awal dari setiap deretan bahagia yang akan dirasakan. Kau menjabat tanganku, terasa halus telapak tanganmu, dari bibir mungil merahmu dengan halus kau menyebut namamu. Ya, namamu Fransiska. Senyummu dan ucapanmu bertanya balik siapa namaku. Dengan gagah bercanda aku menjawab, “I’m your man”.

Kita mulai berbicara tentang kesibukan kita masing-masing. Tapi memandang matamu pun aku grogi. Aku sibuk membagi penglihatanku antara laptop dan matamu. Mata yang indah. Seandainya aku bisa menatap lebih lama berdua di tepi pantai yang pasirnya warna merah muda. Alangkah indahnya hidup ini, dan aku seperti mempunyai bidadari . seperti surga? Tidak. Bahkan menghayal seperti surga itu aku tak mampu. Menikmati senja bersamamu dan melalui malam berdua denganmu adalah salah satu keindahan surga yang aku dapatkan di dunia.

Apa yang kutunggu menjelang larut malam adalah mendengarmu cerita dengan perantara telepon genggam. Bercerita sampai kau lelah dan menguap akan rasa kantuk yang didera. Kau menutup percakapan kita dengan ucapat “selamat tidur”, “have a nice dream”, “Jangan tidur larut malam”. Yap, seketika kau menutup telepon, aku langsung menutup mata menyambut hari baru bersamamu.

Kita mengarungi satu bulan dalam perkenalan. Dua bulan dalam pendekatan. 3 bulan seterusnya bahkan kita tidak tahu kalau kita adalah pasangan yang ditakdirkan Tuhan. Aku merasa “wah” dalam kerjaku. Aku sibuk dengan kegiatanku sebagai penulis, kau sibuk dengan kerjaan kantormu sebagai sekretaris. Tapi kita saling ingin bertemu, kita mampu mengatur waktu setidaknya melepas penat dan rindu.  Tapi ada satu hal yang meracau pikiranku yaitu apakah kau dekat hanya tidak padaku seorang. Itu menganggu. Aku tak mau didahuli dan tak rela melepasmu. Bagaimana dan kapan aku bisa menyatakan perasaan. Aku berharap kamu tahu apa yang aku pikirkan dan perasaan.

Perasaan ini mendesakku. Rasa takut kehilanganmu mendorongku maju. Dengan gugup dan malu aku menyatakan cinta di cafe saat kita pertama kali bertemu. Aku berkata,

“Ketika 4 mata saling bertemu, saat itulah 2 hati saling membuat janji agar 4 kaki akan melangkah bersama dengan 2 tangan menggenggam menjadi 1 impian. Biarkan aku menjadi kekasihmu, agar kamu tahu seperti apa rasa sayang dan tidak mau kehilangan itu?”

Kamu terdiam untuk sementara waktu. Mungkin ini sebuah hal yang tak kamu pikir sebelumnya. Kamu diam. Aku dingin, tubuhku dingin, jantung ini terus memacu, urat nadiku mengeras. Pikiranku juga mengeras, menebak apa yang kamu pikirkan setelah aku mengucapkan kalimat yang menurutku gila itu. Dan desiran angin AC cafe itu membuat rambutmu terbang dan mengangguk iya. Iya. Kamu menerima perasaanku. Entah apa harus aku lakukan. Lompat lompat salto di cafe itu, belum cukup mengungkapkan rasa gembira itu. Mau teriak pun, takut ditendang buang sama pelayan cafe itu. Cuma satu kata yang bisa dirangkai bibir ini “Terima kasih cinta.”

Andai kau tahu apa isi pikiranku saat ini. Mungkin kamu akan melebur bersama gejolak asmara ini. Kamu itu duniaku. Ketika kamu tak hadir didepanku. Aku tak bisa melihat seperti apa dunia. Oh beginilah menjadi orang buta. Buta dikarenakan asmara.
Lanjut baca? Mari~ »

Tuesday, May 21, 2013

Setia Dalam Bait Penantian

0 comments

Ada yang kutunggu-tunggu setiap hari. Ada yang kurindu dalam menyongsong fajar pagi. Ada yang ingin kubelai rambutnya ketika tidur dan mulai bermimpi. Ada dua hal yang kutunggu setiap hari. Pertama, Sapaan “Selamat pagi” ketika kamu terjaga dari mimpi. Kedua kalimat “Have a nice dream” ketika aku terlelap pisah meninggalkan malam.


Dua bola mata ini menatap hampa keluar jendela. Melihat secercah cahaya matahari membayangkan senyum manis kamu yang aku cari. Dalam hariku, aku mencoba tegar dalam menunggu. Dalam menunggu, aku sibuk mengkhayal kehadiranmu. Jangan biarkan aku mati sendiri dalam menanti, jauh harapku disini, aku ingin menjabat tanganmu melepas sepenggal untaian rindu. Menyapa “lama tak berjumpa” dari bibir kering yang butuh cengkerama berdua. Kapan kita bisa bertemu, saling canda tawa berdua, dan melepas haru kesedihan.  Tidak. Hanya aku sedih. Bahkan kamu sedikitpun tak ingin tahu bagaimana aku. 



Aku hanya berdiri dalam harap, bertahan dari goncangan kegelisahan, hinaan dalam penantian, penantian mustahil yang terlalu aku impikan. Biarkan aku mati dalam menunggu. Biarkan aku hidup dalam terpaan abu rindu. Mengeringkan kulit tubuh, tanpa harus kamu tahu. Tidak terlalu banyaklah pintaku. Biarkan aku diingat sebagai bait dari setiap penggalan kenanganmu. Dan aku disini, menjadikanmu kalimat dari setiap untaian kataku dalam doa. Mendoakanmu bahagia dan mempunyai hidup tanpa harus tahu arti sakit dalam merindu. Memohon kepada Tuhan, berikan yang terbaik sepanjang hidupmu. Aku bahagia ketika kamu bahagia, dan aku akan leih bahagia, ketika itu terjadi saat kita bersama.


Kamu sibuk membentuk hidup yang kamu inginkan ditemani oleh dia. Sedangkan aku hanya pengangguran yang sibuk merapikan deretan rindu yang mulai kusut. Tiada mentari dan rembulan yang mngerti, begitu juga air mata yang membasahi pipi. Demikian juga surat cinta yang kutulis ini, biarlah terbang tak tahu arah, jatuh dan mengering menyatu dengan tanah. Gemburkanlah asaku, tunaskanlah harapan baruku dan pucukkanlah impian kesuksesanku. Terimakasih untukmu, jadilah orang yang berarti karena dalam rindu dan penantian, aku tak bosan menunggu.



Lanjut baca? Mari~ »

Monday, May 20, 2013

Capcipcup Keresahan Enggri

0 comments


"Cewe-cewe sekarang cuma suka cowo dari gantengnya doang. Jarang ada yang melihat dari hati" -- Begitu isi hati jomblo yang tak laku-laku juga.

Cewe kalo ditanya kenapa dia jomblo, palingan jawabannya cuma dua. 1. Lagi gak pengen pacaran. 2. I'm single and I'm very happy. Kalo cowo ditanya kenapa gak punya pacar, jawabannya banyak. Ditanya, "Bro, punya pacar?" "Gak ada bro. Gak bisa. Tiap sore, gue latihan bola." bahkan sampe pake alasan klasik, "Bro punya pacar gak?" "Gak nih bro. Hape gue suka lowbat, susah pedekatein cewe."

Cewe yang kelamaan jomblo sih rata-rata penggemar fanatik K-Pop, Justin Bieber, SM*SH, Coboy Junior, dsb untuk menutupi kekurangasikan dia dalam menjomblo. Kalo cowo kelamaan jomblo, pantang liat cewe sedikitpun. Ada cewe pake hot pants "Bro pantatnya bro. Pantatnyaaaaa~" ada juga kalo ke cafe-cafe liat cewe lagi ngumpul bareng temannya "Bro liat bro. Dadanya 3 dimensi brooo~"

Cewe jomblo jalan bareng sama temen cewe ke mall, keliatan asik. Kalo cowo jalan bareng sama cowo juga ke mall, orang-orang curiga dan bakalan berpikir "Kasian mereka. Lapangan futsal udah dibooking semua, jadinya mereka ke mall cuma pelangak pelongok liat mbak mbak counter hape. :(("

Gak enak itu ketika menjomblo dibebabankan dalam kehidupan. Dimulai dari ganti nama facebook "Aceng dalam asmara menduda" sampe-sampe membuat tatto di jidat "Aku jomblo dimana-mana". Dan bahkan parahnya, aku punya teman di facebook yang saking stressnya jadi jomblo, suka gonta-ganti nama facebook. Pertama aku buka facebook, namanya "Saiful putus cinta lagi". Seminggu kemudian aku buka facebook, namanya "Saipul jadian lagi". Alhamdulillah. Aku senang. Dia akhirnya punya pacar. Sampe-sampe aku traktir teman aku makan sate padang karena ada teman facebook aku baru jadian. Sebulan kemudian, dia ganti nama facebook "Saiful kembali putus cinta lagi" Aku sedih. Kalo dia jadian lagi, masa harus traktir teman aku makan sate padang lagi. :(( Tapi pada akhirnya, dia ganti nama facebook "Saiful frustasi sendiri lalu potong titit sendiri." kemudian foto profil facebooknya gambar titit kuda yang disilet ada namanya "Saiful Gunawan".

Jadi faedah yang bisa kita ambil dari postingan ini, hmmm gak ada. Bodo amat. Aku juga jomblo kok. Bye!

Lanjut baca? Mari~ »

Kembali Yang Mengingat

0 comments

Melupakan. Sebuah kata dalam kamus hidupku yang paling susah dilakukan. Bahkan menyentuhnya sedikitpun belum sama sekali terpikirkan. Bagaimana tidak, ketika aku mempunyai sesuatu-orang yang pernah menjadi bagian, harus pupus hilang ketika berjumpa untuk berpisah. Tidak secepat itu aku melupakannya, ketika aku sudah mulai mencoba, aku tersadar bahwa banyak benda-orang yang dulu kita bersama pernah kita punya-bertemu. 

Benda. Saat itu aku memberimu untuk hanya sekedar mendapat senyum dan tawa. Sebuah hal gila yang kusebut pengorbanan. Pengorbanan materi dan bathin yang kusiapkan. Benda adalah objek bisu yang menjadi saksi dalam kenangan. Yang mengingatkan semua kejadian saat kita bersama. Itu dulu. Sekarang itu hanya sebuah miniature dalam museum kehidupan. Yang dibingkai kaca dan ketika aku sudah punya jalan hidup berbeda, aku masuk dan menatap semua bingkai bingkai kaca dalam museum itu. Oh aku tau, semua koleksi ini adalah kenangan. Kenangan yang terdahulu terlihat tidak terawat. Kenangan yang belum lama terlewati, masih konkret layaknya nyata.

Orang. Mereka yang pernah terlibat bersangkut paut langsung ataupun tidak. Sangat susah untuk melupakan. Disekitarku, aku ada diantara mereka, yang dahulunya, aku membawamu dan memperkenalkan kepada mereka. Mereka bertanya padaku. Aku bingung. Aku sulit menjelaskan. Dalam pikirku, aku mencoba melupakanmu. Dalam lingkunganku, aku dipaksa untuk mengingatmu. 

Melupakan itu belum bisa kudefinisikan. Belum bisa kuputuskan itu salah atau benar. Mengingat itu sakit, melupakan itu jauh lebih sakit. Aku perlahan dalam kesembuhan, menutup goresan luka yang diberi. Adalah manusiawi jika aku sakit ketika kamu pergi. Bagaimana tidak, dalam hidupku kamu pernah menjadi bagian berarti. Jangan paksa aku untuk melupakan. Pikiranku terbentuk dari banyak ingatan. Jika mau pergi dari kehidupan, benturkan kepalaku ini ke dinding. Puaskan dirimu dalam hasrat meninggalkan. Jangan sisakan sebuah percikan memori kebersamaan. Sia-siakah aku member benda dan mengenal mereka? Jangan paksa aku, biarkan aku kembali dalam mengingat.
Lanjut baca? Mari~ »