Ada yang kutunggu-tunggu setiap hari.
Ada yang kurindu dalam menyongsong fajar pagi. Ada yang ingin kubelai rambutnya
ketika tidur dan mulai bermimpi. Ada dua hal yang kutunggu setiap hari.
Pertama, Sapaan “Selamat pagi” ketika kamu terjaga dari mimpi. Kedua kalimat
“Have a nice dream” ketika aku terlelap pisah meninggalkan malam.
Dua bola mata ini menatap hampa
keluar jendela. Melihat secercah cahaya matahari membayangkan senyum manis kamu
yang aku cari. Dalam hariku, aku mencoba tegar dalam menunggu. Dalam menunggu,
aku sibuk mengkhayal kehadiranmu. Jangan biarkan aku mati sendiri dalam
menanti, jauh harapku disini, aku ingin menjabat tanganmu melepas sepenggal
untaian rindu. Menyapa “lama tak berjumpa” dari bibir kering yang butuh
cengkerama berdua. Kapan kita bisa bertemu, saling canda tawa berdua, dan
melepas haru kesedihan. Tidak. Hanya aku
sedih. Bahkan kamu sedikitpun tak ingin tahu bagaimana aku.
Aku hanya berdiri dalam harap,
bertahan dari goncangan kegelisahan, hinaan dalam penantian, penantian mustahil
yang terlalu aku impikan. Biarkan aku mati dalam menunggu. Biarkan aku hidup
dalam terpaan abu rindu. Mengeringkan kulit tubuh, tanpa harus kamu tahu. Tidak
terlalu banyaklah pintaku. Biarkan aku diingat sebagai bait dari setiap
penggalan kenanganmu. Dan aku disini, menjadikanmu kalimat dari setiap untaian
kataku dalam doa. Mendoakanmu bahagia dan mempunyai hidup tanpa harus tahu arti
sakit dalam merindu. Memohon kepada Tuhan, berikan yang terbaik sepanjang
hidupmu. Aku bahagia ketika kamu bahagia, dan aku akan leih bahagia, ketika itu
terjadi saat kita bersama.
Kamu sibuk membentuk hidup yang kamu
inginkan ditemani oleh dia. Sedangkan aku hanya pengangguran yang sibuk
merapikan deretan rindu yang mulai kusut. Tiada mentari dan rembulan yang mngerti,
begitu juga air mata yang membasahi pipi. Demikian juga surat cinta yang
kutulis ini, biarlah terbang tak tahu arah, jatuh dan mengering menyatu dengan
tanah. Gemburkanlah asaku, tunaskanlah harapan baruku dan pucukkanlah impian
kesuksesanku. Terimakasih untukmu, jadilah orang yang berarti karena dalam
rindu dan penantian, aku tak bosan menunggu.
0 comments:
Post a Comment