Tuesday, May 21, 2013

Setia Dalam Bait Penantian


Ada yang kutunggu-tunggu setiap hari. Ada yang kurindu dalam menyongsong fajar pagi. Ada yang ingin kubelai rambutnya ketika tidur dan mulai bermimpi. Ada dua hal yang kutunggu setiap hari. Pertama, Sapaan “Selamat pagi” ketika kamu terjaga dari mimpi. Kedua kalimat “Have a nice dream” ketika aku terlelap pisah meninggalkan malam.


Dua bola mata ini menatap hampa keluar jendela. Melihat secercah cahaya matahari membayangkan senyum manis kamu yang aku cari. Dalam hariku, aku mencoba tegar dalam menunggu. Dalam menunggu, aku sibuk mengkhayal kehadiranmu. Jangan biarkan aku mati sendiri dalam menanti, jauh harapku disini, aku ingin menjabat tanganmu melepas sepenggal untaian rindu. Menyapa “lama tak berjumpa” dari bibir kering yang butuh cengkerama berdua. Kapan kita bisa bertemu, saling canda tawa berdua, dan melepas haru kesedihan.  Tidak. Hanya aku sedih. Bahkan kamu sedikitpun tak ingin tahu bagaimana aku. 



Aku hanya berdiri dalam harap, bertahan dari goncangan kegelisahan, hinaan dalam penantian, penantian mustahil yang terlalu aku impikan. Biarkan aku mati dalam menunggu. Biarkan aku hidup dalam terpaan abu rindu. Mengeringkan kulit tubuh, tanpa harus kamu tahu. Tidak terlalu banyaklah pintaku. Biarkan aku diingat sebagai bait dari setiap penggalan kenanganmu. Dan aku disini, menjadikanmu kalimat dari setiap untaian kataku dalam doa. Mendoakanmu bahagia dan mempunyai hidup tanpa harus tahu arti sakit dalam merindu. Memohon kepada Tuhan, berikan yang terbaik sepanjang hidupmu. Aku bahagia ketika kamu bahagia, dan aku akan leih bahagia, ketika itu terjadi saat kita bersama.


Kamu sibuk membentuk hidup yang kamu inginkan ditemani oleh dia. Sedangkan aku hanya pengangguran yang sibuk merapikan deretan rindu yang mulai kusut. Tiada mentari dan rembulan yang mngerti, begitu juga air mata yang membasahi pipi. Demikian juga surat cinta yang kutulis ini, biarlah terbang tak tahu arah, jatuh dan mengering menyatu dengan tanah. Gemburkanlah asaku, tunaskanlah harapan baruku dan pucukkanlah impian kesuksesanku. Terimakasih untukmu, jadilah orang yang berarti karena dalam rindu dan penantian, aku tak bosan menunggu.



0 comments:

Post a Comment