Sunday, January 6, 2013

Cerita Cinta Kita: Benih Cinta



Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga. Aduh begitulah kata para pujangga~

Cinta itu adalah bibit. Petaninya adalah kita sendiri. Kita yang menyemai bibit itu di ladang hati seseorang. Cinta itu akan membawa hasil positif apabila yang kita semai adalah bibit unggul, dalam artian yaitu cinta yang tulus. Cinta yang tulus bukanlah cinta yang dilandaskan oleh kepura-puraan ataupun cinta yang hanya sekedar pelarian dan nafsu belaka. Ibaratnya apabila yang kita tanam padi, maka yang tumbuh padi juga. Tapi apabila yang kita tanam itu ilalang, jangan pernah berharap yang tumbuh itu adalah padi. Sama seperti cinta, jika yang kita beri atau tanam berupa perhatian dan kasih sayang yang tulus tanpa pamrih, maka nantinya yang didapat adalah cinta yang tulus dari seseorang. Ketika lahan tempat kamu menyemai kering dan tandus, kamu tidak boleh berputus asa. Siramilah terus, Sesungguhnya tanah yang gersang akan menjadi tanah yang basah gembur dan subur.

Ketika benih yang telah tumbuh menjadi tunas, saat-saat itulah awal hubungan dimulai. Memadu kasih, menjalin hubungan. Dan satu hal, proses ini masih berlanjut. Kamu harus merawat tunas itu untuk terus tumbuh. Kau perlu memberinya pupuk dan menyiraminya. Itulah proses yang terjadi ketika kita berhubungan dengan seseorang. Kita perlu merawat dan menjaga hubungan tersebut bagaimanapun caranya. Karena dari awal membentuk suatu hubungan, kita telah melalui berbagai proses dan melakukan berbagai cara untuk menciptakannya.

Ketika tunas berkembang dan tumbuh menjadi tanaman dewasa, disinilah klimaksnya. Kamu harus merawatnya agar tidak terserang hama yang mengganggu perkembangan tumbuhan itu. Sama seperti hubungan, ketika hubungan telah berjalan lama maka akan banyak masalah datang baik dari perselisihan internal ataupun orang ketiga yang datang menggoda. Tugasmu adalah mengusir hama tersebut dengan memberikan pestisida. Ketika hubungan itu telah tahan hama, sudah tiba waktu tanaman itu berbunga dan berbuah. Dimana saat-saat inilah yang ditunggu akhirnya datang juga. Kamu menerima hasil dari hubungan yang telah kamu bentuk dan tanamkan hingga akhirnya yang diimpikan kesampaian juga yaitu beruba hubungan yang lebih serius dan berlanjut ke jenjang berikutnya yaitu pernikahan.

Ketika pernikahan, kamu akan melihat berbagai senyuman orang-orang yang kagum pada buah dari tanaman yang telah kamu pelihara. Tak hanya kamu, bahkan orang terdekat kamu mencicipi buahmu dan mereka menjabat tanganmu kemudian mereka mengucapkan selamat.Kerja kerasmu terbayar sudah.

Proses belumlah berakhir disini. Ketika tanaman telah berbuah, kamu tetap menjaga dan merawat agar terus berbunga dan berbuah. Sama seperti seperti pernikahan, hubungan terus berjalan dan terus dijaga hingga kamu dan seseorang yang kamu cintai menjadi tua. Dengarlah, kesetian itu tak ada karena di dunia ini tak ada yang abadi. Hubungan dapat terpisahkan ketika waktu yang memisahkan. Tanaman yang kau cintai telah tidur di dalam tanah, kau tetap harus mengenangnya. Karena dia bagian dari hidupmu dari awal. Menyiraminya, menabur bunga diatasnya, dan memanjatkan doa untuknya. Cinta itu seperti pohon, semakin banyak kenangan yang dimiliki semakin rimbunlah suatu pohon yang meneduhkan orang-orang dibawahnya. Hubungan yang tetap kuat dibentur oleh masalah akan menjadi batang yang kokoh dan besar, akar yang kuat dan menjalar adalah cinta yang tak ada habisnya dimakan usia, serta buah manis adalah anak-anak imut hasil bercinta kalian berdua.

0 comments:

Post a Comment