Monday, January 13, 2014

Cinta Tak Terbalas

0 comments


Mungkin jalanku mengalami hal ini, merasakan apa yang namanya ‘Cinta Tak Terbalaskan’? Pedih? Tentu saja. Ketika permulaannya hanya bisa diam-diam menyimpan perasaan, memperhatikan dari jauh orang yang disuka, dan berharap suatu waktu bisa bersama berdua. Dan saat ini itu hanyalah semu. Apa yang terjadi, berbeda dari ekspektasi, membuyarkan semua khayalan tentangmu dan mimpi tentang kita.

Cinta tak terbalas dihadap pada sebuah dinding penghalang. Berpikir bagaimana cara melewatinya, bukan cara meruntuhkannya. Dinding itulah bernama “sebatas teman biasa”. Berbeda? Tidak. Namun ada sesuatu yang ditelisik baik-baik, yaitu menyimpan perhatian yang dalam. Adanya kasih sayang yang lebih dari seorang teman, yang tidak ditunjukkan secara nyata.

Tersembunyi. Seperti tidak ada namun ada.

Cinta tak terbalas. Perasaan yang hanya bisa menggapai, tidak bisa menggenggam. Tidak saling memiliki, hanya pada satu hati. Menyampaikan pesan namun tak terkirim. Membawa seikat bunga namun tersembunyi dibelakang punggung. Menyanyikan lagu yang liriknya dari hati, namun hanya bisa didengar sendiri. Tidak  bisa menunjukkan, hanya bisa disimpan. Yang nantinya akan menjadi pengganjal hati, menyadari diri sendiri miris tanpa berani mengungkapkan.

Aku hanya bisa menjadi pendengar. Memberi sedikit hadiah sebagai bukti dari cinta. Berharap agar kamu peka dan mengerti. Namun, apa yang kamu lihat tentangku, tidak begitu istimewa. Sebab aku tidak sama sekali seperti orang yang mempunyai kepastian. Bimbang dengan persoalan hati yang enggan untuk berbagi.

Keraguanlah yang membunuhku. Tidak menyadari bahwa kesempatan itu diciptakan, bukan dinanti sampai ada. Lalu apa? Dia kemudian pergi. Dengan seorang pria yang menjadi kekasih barunya yang berani memberikan janji. Sedangkan aku, masih seperti itu,seorang pengagum diam. Tak ada kata yang diungkapkan, hanya perasaan yang berusaha sendiri menemui jawabannya. 
Lanjut baca? Mari~ »

Wednesday, January 8, 2014

Mungkin Belum Saatnya

0 comments
Telah lama saling kenal. Tak ada hubungan khusus, hanya sebatas teman. Ya itu kita. Kau dan aku. Saling mengetahui dan memahami, karena banyak cerita yang kita ungkapkan. Banyak curhatanmu yang aku dengar, banyak tangisanmu yang aku perhatikan. Dan sekali lagi, kita hanya sebatas teman. Hanya cerita yang bisa diungkapan, tidak dengan perasaan.

Aku suka denganmu, bisa saja ini cinta. Tetapi belum tentu denganmu. Ketika aku menatap matamu dikala perbincangan hangat antara kita berdua, melihat matamu, membaca arti pandanganmu, sedikit banyak aku tahu jika aku hanya seorang teman. Teman yang mampu mengerti akan keluh kesahmu. Dan mencoba berada di sampingmu ketika membutuhkanku. Itu semua aku lakukan karena aku sayang dan cinta, mungkin. Dan aku mencoba dalam batasnya hanya sebagai seorang teman.

Pertanyaan tentang keberadaanku untukmu, yang aku sendiripun tak tahu jawabannya. Apakah itu kau menganggapku hanya salah satu teman dari yang kau punya, atau mungkin kita mempunyai perasaan yang sama, hanya saja masih tersimpan dan enggan untuk mengutarakan. Masih tertinggal di benakku, jauh sebelum kedekatan kita saat ini, awal dari perkenalan kita tanpa ada rasa apapun, berkenalan, hanya ingin tahu wujud dan nama.

Dan benar, cinta itu tak langsung ada. Tumbuh secara perlahan, tanpa diduga. Kemudian semesta yang menentukan dan memegang kehendak untuk mendekatkan kita. Waktu yang berjalan,  tanpa sadar, aku telah jauh menggunakan perasaan di dalamnya, di dalam kedekatan ini. Aku tahu ini percuma. Akan ada perasaan yang tak terbalaskan. Walaupun aku belum tahu apa pikirmu terhadap isi hati, semoga ini tetap menjadi teman.

Mungkin belum saatnya kita lebih dari saat ini. Mungkin juga belum saatnya kita ditakdirkan untuk, saling cinta. Tetapi kita masih bersama, dalam sebuah pertemanan yang berbeda. 

Lanjut baca? Mari~ »

Sinetron Logic

0 comments
Sinetron Indonesia nggak pantes untuk ditonton lagi. Banyak adegannya yang itu-itu saja, dan juga banyak adegan kekerasan. Tentunya ini akan memberikan dampak negatif kepada si penonton. Sinetron saat ini banyak mengajarkan perkelahian, balas dendam, anak SD udah mulai pacaran, bahkan pembunuhan.

Nah, ada beberapa hal yang tidak masuk akal dijumpai pada sinetron yang ditonton. Diantaranya:

  1. Adegan menangis sepanjang waktu. Biasanya tokoh protagonis di suatu sinetron dibikin sebaik mungkin. Disiksa dikit, nangis. Kadang gak ngapa-ngapain, nangis. Paket BB habis, nangis.
  2. Sering dibikin ceritanya panjang sampai ratusan episode, padahal tokoh utamanya udah meninggal. Jadi ceritanya dibuat seperti mengada-ada dan dipaksakan. Biasanya sinetron kayak gini kalo ratingnya lagi bagus-bagusnya.
  3. Biasanya ada cerita berebut warisan. Tokoh antagonis saling menjatuhkan atau bekerja sama untuk mendapatkan warisan tersebut, kemudian ujung-ujungnya warisan didapat sama anak miskin atau anak terbuang dari keluarga tersebut.
  4. Kalo adegannya di sekolahan, udah pasti isinya tentang berebut pacar. Biasanya si cewe berebut cowo ganteng (anak basket kebanyakan). Lalu si cowo ganteng tersebut akhirnya jatuh cinta sama cewe miskin di sekolah tersebut.
  5. Tokoh yang baik biasanya dibikin bodoh dan miskin. Disiksa, dihantam ubun-ubunnya, dia diam-diam aja dan pasrah. Gak pernah minta tolong. Kalo ditanya selalu diam, kadang-kadang bilang “Aku gak apa-apa kok”. (Gak apa-apa matamu itu! *yang nonton pun ikut kesal)
  6. Tokoh baik biasanya diam-diam mempunyai penyakit parah. Misalnya kanker otak atau TBC. Sesekali punya penyakit yang serem misalnya panu stadium akhir. Jadinya badannya penuh bintik-bintik putih kayak donat gopekan.
  7. Banyak memakai pemeran yang blasteran dan biasanya perannya jadi gelandangan atau sopir angkot.
  8. Biasanya pemeran antagonis bacotnya lebih gede dari corong minyak tanah. Otaknya isinya cuman rencana dan jahat dan ketawa sekeras-kerasnya sampe dahak keluar.
  9. Kalo lagi adegan tidur, biasanya bangun dengan muka penuh makeup dan tetap cantik. Gak ada mukanya yang kucel, rambut kusut, dan air liur membekas sampe ke pipi.
  10. Pemerannya rata-rata gak sesuai umur. Misalnya pemeran ibu dengan anaknya itu umurnya gak berbanding jauh. Dan biasanya wajah ibunya hampir sama muda  kayak anaknya.
  11. Anak-anak SD yang udah pandai bikin rencana jahat. Udah pandai cinta-cintain, padahal kencing belum lurus.
  12. Pemeran utama tiba-tiba mengalami amnesia. Lambat laun ingat lagi.
  13. Kalo menggerebek orang, biasanya ngumpulin warga buat datangin orang yang digrebek. Warga Cuma ngomong “Iya.. Iyaa.. Betul..” *sambil ngangguk-ngangguk dan tangan dikepal ngacung keatas*
Sekian dari saya tentang keanehan sinetron Indonesia. Masih banyak lagi keanehan sinetron Indonesia yang mungkin kalian tahu daripada saya :p
Lanjut baca? Mari~ »

Thursday, January 2, 2014

Hujan Reda

0 comments
Pernahkah kau menepi, berlindung dari rintik hujan? Ataukah kau terus berjalan hingga kebasahan? Ketika itu aku menepi. Untuk sementara waktu, menengadah kepala keatas melihat rintik hujan yang jatuh. Diantara sela-sela air itu aku melihatmu. Mencoba sedikit kembali mengingat masa lalu, dimana kita (pernah) duduk ditemani secangkir kopi hangat di sebuah café. Melihat ke jendela, mengikuti suasana dan menikmati sejuknya aroma hujan, kau mulai berbagi cerita. Telapak tanganmu menopang dagu, matamu menuju langit-langit café tersebut, berusah menguak kembali kisah-kisah yang pernah dilalui, entah itu pahit atau manis.

Dan aku mendengarkannya. Melihat matamu, melihat gerak-gerik mulutmu. Kemudian aku meraih tanganmu, menggenggam, semoga engkau tahu, kenyamanan itu adalah saling berbagi kehangatan. Teruslah bercerita. Biarkan aku tenggelam dalam kisahmu. Mungkin saja kita punya cerita sama, ataupun berbeda. Ya, berbagi dan saling mengisi.

Lihatlah kaca jendela itu, mulai berembun. Aku ingin tunjukkan sesuatu, telunjuk ini akan menulis nama kita berdua. Ketika hujan reda, yang nantinya cahaya akan menguapkannya. Lalu jendela menyimpannya dalam memori, saat waktu tiba ia akan menjadi saksi bahwa kita pernah disini, duduk berdua berbagi cerita hingga rintik hujan reda walaupun kita tak lagi bersama.

Lanjut baca? Mari~ »

Wednesday, January 1, 2014

Cinta Pertama

0 comments

Kemaren malam tahun baruan, saya gak ada pergi jalan-jalan. Lagi bikin cerpen yang bertemakan Cinta Pertama. Soalnya, saya lagi ikut lomba gitu dan deadline pengumpulan cerpen itu tanggal 31 Desember 2013. Buru-buru banget nulisnya, bayangkan, nulis cerpen itu dalam waktu dua jam untuk 6 halaman! The Power of Kepepet.


Nih, saya mau berbagi gimana cerpen bertemakan Cinta Pertama. Hope you like it :))
________________________________________________________________________

Cinta Pertama: Kimia dan Kamu

Ketika itu aku masih malu. Sekedar memuja dan merahasiakan. Membayangkanmu di penghujung malam sebelum aku menutup mata. Ya benar, aku jatuh cinta. Senyummu berbeda, bukan untukku, apalagi mengarah kepadaku. Aku hanya melihatnya, dan aku suka. Sebelumnya aku belum pernah jatuh cinta. Aku hanya sekedar suka. Dengan melihatmu, aku mungkin sedikit memahami, bahwa suka itu bagian dari cinta. Perkenalan kita sepihak. Aku tahu kamu, tidak begitu denganmu padaku. Inilah mengagumi, hanya bisa dipendam. Nekat dan tekadku belum ada. Menyatakannya padamu mungkin bagian terburuk dari bunuh diri yang pernah aku pikir.

Siapa aku. Kalimat yang menghalangiku untuk maju, sekedar tegur sapa bagian awal dari aku mendekatimu. Aku bukan siapa. Mengenal aku olehmu belum tentu, aku rasa. Kita sering berpapasan di lorong sekolah. Aku melirik, dan kau tidak. Kau hanya menunduk, entahlah aku tak tahu apa yang kau lihat dan pikirkan. Khayalku, mungkin sejenak kau bertanya dalam hati, siapa aku. Aku pengagummu.

Namamu Hana Afifah. Aku tahu, begitulah seorang pemuja akan mencari tahu bagaimana caranya. Aku hanya menunggu kesempatan, momen dimana kita berkenalan dan saling tahu. Dan semoga Tuhan mendengar doaku. Karena cinta tak perlu dipaksa, biarkan dia berjalan dengan sendirinya. Aku hanya bisa menahan, mungkin bukan sekarang, atau juga mungkin saja tidak untuk kedepannya. Bisa saja kita dipertemukan kemudian bersatu. Dan bisa juga kita dipertemukan lalu pergi seperti angin lalu. Atau bahkan kita takkan dipertemukan dan tak bisa bersatu. Bayangan memberi gambaran. Dari 3 kemungkinan jalan yang ditentukan, hanya satu bahagia, dan dua lagi berujung pada kesedihan.

Kemudian waktu menjawab. Tuhan mendengar doaku. Ketika itu aku dipilih untuk latihan persiapan olimpiade kimia SMA tingkat kota. Aku mewakili kelas 2 dan kau mewakili. Begitu tahu, aku sangat senang. Ternyata kita memiliki ketertarikan yang sama. Kimia. Semoga dengan itu mendekatkan kita.

Ini namanya gairah. Memacu aku untuk tidak bolos sekalipun dalam pelatihan. Datang setepat waktu mungkin, setidaknya bisa duduk disampingmu. Tidak tidak, duduk di belakangmu atau duduk dimana aku masih bisa memandangmu walau sedikit, itu sudah cukup. Ketika guru memanggil namaku dalam daftar absen, semoga kau tahu, semoga kau hafal namaku dan pada saatnya, namaku terukir indah di hatimu.

Otakku berpikir cepat, menyerap semua apa yang aku pelajari. Dengan begitu, ketika aku mengerti, aku bisa menunjukkanmu dan mengajarimu. Dan kemudian kau kagum denganku, begitu juga aku kagum denganmu terlebih dahulu. Semoga dengan pelatihan ini, kita mengerti kimia, dan juga diantara kita berdua mendapatkan chemistry. Cinta seperti katalase, yang memacuku untuk berpikir dua hal. Kimia dan kamu.

Tanyalah padaku, tanya. Tanya apa yang tak kau mengerti. Biarkan aku mengajarimu sesuatu. Sesuatu yang aku mengerti dan sesuatu yang mendekatkan kita. Menjadikan ini sebagai batu loncatan untuk mengetahui siapa kamu, dan apa saja tentangmu. Seperti aku mencari jawaban soal kimia diantara banyaknya rumus yang ada. Mulailah dari yang terkecil. Atom, molekul, dan senyawa. Begitu juga dengan nama, kegemaran, dan perasaan. Seperti halnya unsur, yang melambangkan individu. Aku berharap ikatan kita seperti ikatan kovalen. Saling memiliki. Tidak dengan ikatan ion. Yang sepihak memberi. Seperti aku saat ini, mengagumimu. Kemudian aku kosong.

Kesempatan kembali datang. Saat diskusi kelompok, kita berdua satu. Iya satu kelompok. Kita terlihat canggung masing-masing. Memulai dengan perkenalan. Aku memperkenalkan diri terlebih dahulu.

“Hai, Hana ya. Aku Enggri. Sudah tahu dari absen sih. Hehehe.”

“Iya. Salam kenal ya.” Balas dia kemudian senyum.

Perkenalan singkat ini takkan aku lupakan. Akhirnya aku melihat senyum dengan dekat, dan senyummu itu untukku. Betapa bahagianya, akhirnya mimpi itu jadi nyata!

Lalu kami menjalani diskusi. Saling bertukar pikiran. Waktu sepertinya hanya milik kami berdua. Bagiku, cinta itu tak membuat dunia serasa milik berdua. Dunia ini milik orang banyak. Ketika jatuh cinta, kita punya dunia tersendiri untuk bercengkrama dan bahagia. Mataku tidak bosan memandangimu. Dengan begini, jatuh cintaku semakin dalam. Aku tak perduli, apakah kamu punya rasa yang sama atau tidak. Saat ini aku hanya bisa menikmati.

Cinta itu candu. Membuat pelakunya berkhayal tak kenal waktu. Membayangkan dan memikirkan sesorang. Entah peduli dia juga cinta atau tidak. Hati tak mengenal itu. Yang ia rasa hanyalah berbunga-bunga, dan kemungkinan baik dan buruk akan selalu ada. Jadi, berharaplah yang terbaik.

Sepertinya saya harus berterimakasih kepada guru pembimbing, yang menetapkan kalau pelatihan selanjutnya akan dalam bentuk kelompok tersebut. Tentunya, aku bersama Hana Afifah kembali bersama, untuk jangka waktu tertentu.

Kita semakin lama semakin dekat. Rasa maluku perlahan memudar. Aku sudah mulai terbiasa denganmu, terbiasa disamping. Aku tak canggung lagi menyapamu walau sekedar berpapasan, ataupun berbagi cerita kehidupan. Kita dekat, dan aku mau lebih dari saat ini. Aku tak mau kita akrab hanya karena ini. Aku ingin kita mengenal lebih di luar. Ya setidaknya, bertukar kabar ketika kita tak bertemu.

“Eh, boleh minta nomor handphone-nya? Ya bisa saja ada sesuatu yang kita perlu entah itu kamu atau aku.” tanyaku.

“Boleh. Ini nomorku. 081xxxxxxxx. Coba miscall, biar aku simpan juga nomormu.”

“Baiklah.”

Lalu aku menyimpan nomormu, dan akan ku buat spesial di handphone-ku. Semoga kamu juga begitu.

Semenjak itu, kita mulai berbalas pesan singkat, entah itu menanyakan kabar, atau sekedar basa-basi menceritakan keseharian di sekolah. Ya aku mulai memberi perhatian denganmu. Kamu juga begitu. Dan itu aku harap kamu tulis. Semoga pesan singkatku mengisi harimu, bukan dengan terpaksa.

Aku merasa semakin dekat denganmu. Aku merasakan kau juga membuka untukku. Semakin kita dekat dengan seseorang, semakin kita khawatir dengan seseorang itu. Sepanjang hari aku terus memikirkanmu. Kamu sedang apa dan bagaimana. Mendoakanmu baik-baik saja. Kepada angin, sampaikan salamku padanya, bahwa aku merindukannya.

Mendekati hari perlombaan, kita semakin banyak berdiskusi, tentunya semakin banyak waktu bersama. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, hanya berdua, belajar bersama.

“Hana, aku mau mengatakan sesuatu. Aku mau mengajakmu ke Wonder Café besok. Belajar, soalnya perhelatan olimpiadenya tinggal menghitung hari.” tanyaku.

“Tumben aku diajak. Ada gerangan apa, bang?” ledek dia dengan tertawa kecil.

“Ya hitung-hitung kencanlah.” Balasku mulai bercanda dengan dia.

“Hmmm… cerdik juga ya. Hahahaha. Baiklah. Besok ya. Kabari aja lagi via telpon atau pesan singkat.”

“Siap, Bos!”

Kalau hati bisa meledak, mungkin saat itu isi dadaku bercucuran keluar karena tidak sanggupnya menahan rasa senang. Bagaimana tidak, apa yang kuimpikan selama ini, satu per satu mulai terwujud. Ya, aku kembali dekat dengannya. Kali ini berdua, di café, dengan suasana berbeda tentunya.

Di café itu, kita duduk berhadapan, menatap bola mata masing-masing. Disini kita akan lebih mendengarkan, lebih luas dalam bercerita. Kemudian kita mengerjakan soal-soal kimia. Hangatnya saat itu antara aku dengan dia mengalahkan hangatnya kopi. Tapi aku harap hangat kami berdua tak seperti kopi. Hangat diawal, dan perlahan memudar. Aku harap kita bisa seperti ini lagi. Didekatmu itu canduku. Aku terjebak dalam kenyamanan bersamamu.

Dan hari dimulainya olimpiade pun tiba. Aku gugup, begitu juga dengan dia. Ini pengalaman pertamaku dalam mengikuti olimpiade. Aku berharap untuk hasilnya tidak mengecewakan dengan persiapan menjelang olimpiade. Dan tentunya, aku ingin berjuang keras dan sebaik-baiknya, terlebih karena ingin membuat dia bangga. Aku pun sendiri gugup, melihat banyak peserta dari sekolah lain. Tapi aku tak mau menampakkan rasa gugup, dan aku terus menyemangati Hana. Sama seperti aku, ini pertama kalinya dia mengikuti olimpiade. Aku terus memotivasinya. Aku melakukan semampu yang aku bisa, agar dia tahu kalau aku aka nada untuknya.

Detik-detik mulainya olimpiade, kami saling mendoakan. Kami berbeda ruangan. Sebelum menuju ruangan masing-masing,  kami bro fist terlebih dahulu. Ya, mungkin dengan ini, bagian dari motivasi diri.

Dan akhirnya, olimpiade telah selesai. Aku keluar ruangan, lalu menuju ruangan Hana. Aku menunggunya keluar. Ketika dia keluar, aku melihat raut mukanya yang sedikit kecewa. Aku bertanya,

“Kenapa sedih gitu? Apakah soalnya susah?”

“Iya. Ada yang salah. Sedikit ceroboh.” Jawab dia dengan nada yang lemas.

“Sudah. Jangan dipikirin lagi. Berdoa aja supaya dapat hasil yang baik. Lain kali harus lebih teliti. Yang terpenting, percaya sama kemampuan sendiri. Aku yakin kamu pasti bisa.”

Dia hanya membalas dengan senyuman.

“Memikirkan soal tadi, membuat aku lapar. Ayuk ke kantin.” ajakku.

“Ayuk.”

Raut kecewa di mukanya sudah hilang.

Bagaimanapun juga, aku akan terus menghibur dan menyemangatimu. Aku tak mau kau larut dalam kesedihan. Hanya ini yang bisa aku tunjukkan, kalau aku mencintai kamu.

Tidak terasa berjalannya waktu, dulunya aku yang hanya sekedar mengagumimu dari jauh, sekarang aku dekat denganmu. Kau adalah orang spesial saat ini. Kau pengisi hariku. Kau pemakan suntukku, kau pelawak dari segala kesedihanku. Semoga aku juga begitu denganmu. Kita semakin mesra, dan aku belum bisa menyatakan perasaan kepadanya. Aku belum siapa menerima segala kemungkinan yang ada. Bisa saja aku hanya berlebih rasa percaya diri kalau kamu cinta aku, dan ternyata tidak sama sekali.

Kembali memendam perasaan, belum ada keberanian untuk mengungkapkan. Beginilah akibatnya, semakin menyayangi seseorang, semakin takut kita akan kehilangan seseorang tersebut. Andaikan menyatakan perasaan itu semudah menanyakan apa kabarmu. Andaikan menyatakan perasaan tak penuh beban seperti kamu memberikan senyuman.

Tuhan berkata lain. Aku mendapatkan kabar kalau dia baru saja berpacaran dengan orang lain. Simpang siur kabar yang aku dengar adalah dia pacaran dengan abang dari sahabatnya. Hati serasa runtuh. Pikirang campur aduk. Aku yakin ini mimpi. Sesorang tolong pukul. Kemudian aku menjernihkan pikiran. Ini nyata. Ini beneran adanya. Air mata jatuh. Tidak, aku tidak menangis. Aku hanya sedih, aku berlinang air mata tanpa suara.

Kau menelponku, memberi ‘kata perpisahan’. Kau mengucapkan terimakasih kepadaku, atas bimbingan dan perhatian selama ini.

“Terima kasih telah membimbingku dan memberi perhatian. Aku nyaman berada di dekatmu.” Katanya dengan nada lirih.

“Tidak, aku yang seharusnya berterima kasih karena hadirmu telah memberi warna pada hidupku. Kenapa harus seperti ini? Kita kan bisa berteman seperti biasa.”

“Tidak. Jangan hubungi aku lagi, aku mohon. Aku telah mempunya seorang yang bakal memberiku perhatian dan kasih. Jangan buang-buang kasih sayangmu. Aku yakin kamu bakal mendapatkan sosok yang baik, lebih dari aku.”

Aku diam. Sejenak percakapan di telepon itu hening. Aku belum bisa menerima. Aku dan dia saling memikirkan jawaban selanjutnya dalam keheningan.

“Baiklah, untuk apa juga aku memaksa. Karena aku bukan siapa-siapa. Aku cuma ingin mau menyampaikan apa yang selama ini belum mampu aku utarakan. Hana, aku mencintaimu.”

“Aku meneleponmu, memberi kabar seperti ini agar kamu tahu dan tidak terlalu sakit menerima aku seperti ini. Aku punya alasan sendiri kenapa aku bisa seperti ini. Dan itu tak perlu kamu tahu. Dan aku juga tahu perasaanmu. Karena aku juga mencintaimu. Selamat malam.”

Kemudian Hana menutup telepon itu. Aku pasrah, inilah kenyataan yang harus aku terima. Tuhan punya rencana tersendiri untuk aku jalani. Tidak dengan dia, mungkin dengan yang lain yang lebih pantas dan lebih baik, atau bisa saja aku akan bersama Hana kembali kedepannya, kembali dipertemukan lagi. Bisa saja.

Satu hal yang aku akhirnya ketahui dari percakapan di telepon itu adalah, Hana juga mencintai aku. Inilah cinta pertamaku. Tidak berakhir bagia memang, namun itu punya tempat tersendiri di hati. Cinta pertama memang beda rasanya dibanding cinta kedua, ketiga dan seterusnya. Cinta pertama akan selalu diingat dan dikenang entah itu, sedih, bahagia atau absurd.

Tak lama kejadian itu, kami dipertemukan lagi pada momen yang berbeda. Kali ini dalam acara pengumuman olimpiade. Saat pengumuman pemenang, aku mendapat juara dua dan Hana juara tiga. Aku dan dia menuju panggung untuk mengambil trofi. Dan pada saat foto bersama para juara, aku disampingnya. Diam, hening tanpa kata. Menatap ke arah kamera. Tidak apa-apa. Kami tidak seperti yang dulu, kami sudah berbeda. Yang aku tahu, aku pernah jatuh cinta dengannya. Begitu juga dengan dia yang pernah jatuh cinta denganku. Tidak, aku bukan pernah jatuh cinta dengannya, tapi aku masih cinta dengan dia. Apakah dia masih?
Lanjut baca? Mari~ »

Nyunyu.com - Yang Gak Penting Yang Penting Kwuk! Kwuk!

0 comments
Hai, para pencari dosa. Wah udah lama gue gak ngepost lagi. dari bulan September. Astaga, blog gue udah keliatan lapuk. Perlu dibedah ini. 

Post pertama gue dari 4 bulan vakum adalah testimoni tentang website nyunyu.com

Yap, ini lomba. Hadiahnya lumayanlah buat bikin ajaran sesat. Oya, gue mau ucapin Selamat Tahun Baru. Twitter rame nih sama yang namanya January Wish dan Resolusi di tahun 2014. Iye semoga terkabul ye, jangan cuma berharap dan ngayal aja tanpa berbuat apa-apa. Resolusi 2014 gue? Hmmm... gue pengen nyebarin aib keluarga sendiri ke orang-orang. Lumayan cari sensasi sebagai anak durhaka. Muahahahaha

------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Nyunyu.com - Yang Gak Penting Yang Penting. Website yang gak penting namun berisi hal-hal yang penting. Jadi se-gak penting-apapun website, menarik untuk dikunjungi karena berisi artikel dan informasi yang lucu, kocak, seru dan dibungkus sesuai selera anak muda. Yang menarik dari website ini adalah tampilannya. Tampilannya asik dan lembut bikin betah untuk  berlama-lama membacanya. Sebelum itu, kamu perlu tau tentang nyunyu.com

NYUNYU.com berdiri dan menjadi tempat anak-anak muda -dan yang tua tapi masih merasa muda– untuk menghabiskan waktu sejak Februari 2012. Semua yang penting kami kemas secara nggak penting, dan yang nggak penting kami kemas secara penting.  NYUNYU.com mengupas info tentang gaya hidup, sosial, teknologi, olahraga, musik, dan aspek lainnya yang akrab dengan dunia anak muda. Tentunya ada yang benar-benar benar dan ada yang benar-benar nggak benar. NYUNYU.com adalah website nyeleneh untuk anak muda, dari anak muda sendiri. Di sini kamu sama bebasnya dengan kami. Kamu bebas menunjukkan kesukaan, mengeksplor keingintahuan, dan mengekspresikan diri. Karena buat kami…. Yang Penting Nggak Penting.

15 orang #nyunyuteam : @poconggg, @shitlicious, @landakgaul, @barlieve, @adhiefahmi, @todjon, @pramirtha, @jodibaskoro, @AprishiAllita, @enatnetnot, @pypito_O, @olderplus, @terlalurisky, @falleninhope, @adeimeldas.

Kurang afdhol kalo gak gabung di website nyunyu.com. Cara daftarnya gampang, bisa pakai akun facebook. Cuma butuh email aja. Gak ada minta uang bulanan sukarela kok.


Yang bedain websitenya nyunyu.com dibanding website lain adalah tab “Masih Single” dan “Nyutube”. Bagi yang jomblo, atau baru patah hati, pikiran kecamuk dan bibir pecah-pecah, sering-sering aja ngeliat tab Masih Single. Lumayan bro, nyuci mata aja udah syukur. Apalagi bisa nyepikin. Dan juga video di Nyutube, yang sarap dan kocak.

Website nyunyu.com ini website gaul dan nyeleneh. Idenya mantep, mewakili anak muda zama sekarang. Buktinya ada tab Pojok Galau. Bisa jadi tempat menumpahkan curhatan dan keresahan hati. 

Pertama kali tau website nyunyu.com ini dari twitter. Ketika itu @poconggg dan @shitlicious sedang promosiin. Karena penasaran, gue buka. Dan, tanggapan pertama dari gue adalah desain blognya unik. Ditambah dengan gambar-gambar imut dan menggemaskan. Tampilannya simple tapi elegan. Ah, sempat ngebayangin kapan gue bisa punya website gini. Website yang mengalir darah muda dan mabuk janda. Waseeeeek! Jadi sekarang kalo buka laptop, lalu online, website yang gue buka sekarang bertambah. Dulu facebook, twitter, bola.net dan kaskus.co.id. sekarang nambah satu, yaitu Nyunyu.com. 

Lanjut baca? Mari~ »

Wednesday, August 7, 2013

Enggan Mengungkapkan

1 comments
Kita telah lama kenal. Dan aku telah mengisi hari-harimu ketika sendiri. Perjumpaan kita hanya bisa dihitung jari. Namun, itu bukan halanganku untuk menyayangi. Disetiap percakapan kita di social chat, akan menjadi bukti tertulis bahwa keseriusan tak mengenal tempat. Dan juga, sangat berterimakasih dari aku telah menjadi teman dekatku dalam bercerita.

Disetiap curahan hati, kekesalan, dan kebahagiaan yang telah diceritakan kepada aku, akan menjadi memori  tersendiri yang kusimpan pada sudut pikiran tertentu. Tak akan dilupakan. Memberi perhatian semampuku, membuatmu nyaman dengan jeda kata-kata yang dipisahkan oleh spasi, dari bait hati tentunya.

Banyak dari kata-kata itu tersirat makna, dan aku tak berharap juga untuk kamu mengerti. Karena aku sadar, keberadaanku belum pasti. Tetapi bathin ini berbisik, bahwa kau juga menyimpan rasa. Kita saling enggan mengungkapkan, mungkin. Terlalu kaku dalam kedekatan.

Memang sakit terlalu lama memendam. Perasaan seakan sirna diterbangkan waktu. Dan pada akhirnya, jarak adalah pemisah. Mengucapkan kata perpisahan namun terselip makna sebuah ketidakterimaan. Bahwa dengan ini aku dan kamu “tak lagi dekat”.

Keberanianku tentang debu, menempel disebuah dinding kokoh, namun terlalu lemah untuk mendobrak. Dan biarkan Tuhan yang menunjukkan kuasanya, memberi kesempatan dan waktu, untuk aku ungkapkan. Dimana aku mulai yakin, denganmu, bahwa kamu adalah wanita yang ditetapkan Tuhan untuk aku temani. Di hari spesialmu, aku akan datang, entah itu cepat atau lambat, kita akan kembali bertemu, mencampakkan keengganan sebelum merasa hilang, dimana kita tak kuat lagi untuk menggenggam. 
Lanjut baca? Mari~ »

Saturday, August 3, 2013

22 Prediksi Ali bin Abi Thalib

0 comments


Akan datang suatu masa. Aku khawatir terhadap masa itu :

1. Dimana keyakinan hanya tinggal didalam pemikiran ;

2. Dimana keimanan tak berbekas dalam perbuatan ;

3. Banyak orang baik tapi tak berakal ;

4. Ada pula yang berakal tapi tak beriman ;

5. Ada yang lidahnya fasih tapi hatinya lalai ;

6. Ada pula yang khusyu' tapi sibuk menyendiri ;

7. Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis ;

8. Ada pula ahli maksiat tapi rendah hati ;

9. Ada yang bahagia tertawa tapi hatinya berkarat ; 

10. Ada pula yang sedih menangis tapi kufur nikmat;

11. Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat ;

12. Ada pula yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut ;

15. Ada yang berlisan bijak tapi tidak memberi teladan ;

16. Ada pula pelacur tapi menjadi figur ; 

17. Ada yang memiliki ilmu tapi tidak paham ; 

18. Ada pula yang paham tapi tidak menjalankan ;

19. Ada yang pintar tapi membodohi ; 

20. Ada pula yang bodoh tapi tidak tahu diri ; 

21. Ada yang beragama tapi tidak berakhlak ;

22. Ada pula yang berakhlak tapi tidak ber-TUHAN.

(Ali bin Abi Thalib)

22 prediksi yang sudah nyata. Lalu, diantara semuanya itu, DIMANAKAH KITA BERADA?


Lanjut baca? Mari~ »

35 Detik Untuk Membaca Ini

0 comments


Seorang cewek yang memberikan tantangan kepada cowonya untuk hidup tanpa drinya, untuk tidak ada komunikasi sama sekali antara mereka selama sehari. Dia berkata pada cowonya,

“Kalo kamu bisa melewati itu, aku akan mencintai kamu selama nya.”

Dan cowok itu pun setuju. Dia tidak menghubungi baik sms atau telpon cewenya seharian. Tanpa dia ketahui bahwa kekasihnya hanya memiliki 24 jam untuk hidup, karena dia terkena kanker.

Keesokan harinya cowo itu pergi kerumah cewenya. Air matanya pun tiba-tiba menetes melihat cewenya sudah terbaring dengan surat di tangannya yang tertulis,

"Kamu Berhasil. Bisakah kamu lakukan itu untuk setiap hari? I LOVE YOU."

Don't Ever lost contact with someone you care, you'll never know what's gonna happen the next day, or the day after that.
               
Even a single "hi" or a "good morning" Before you know that someone is no longer there.

Lanjut baca? Mari~ »